DLH Kabupaten Cirebon Ajak Masyarakat Bijak Gunakan Air dan Olah Sampah

DLH Kabupaten Cirebon berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan air bersih yang bijak serta pengolahan sampah yang baik. DLH Kabupaten Cirebon siap memonitor program-program yang berasal dari gerakan masyarakat untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon tahun 2024 yang diadakan di Balai Desa Leuwidinding, Kecamatan Lemahabang, Kepala DLH Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan, memberikan pidato pembuka. Ia menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup dan berkomitmen untuk bekerja sama dalam mewujudkan hal ini.
Meski acara ini diadakan pada akhir pekan, Iwan sangat menghargai antusiasme orang yang hadir. Ini menunjukkan semangat dan cinta masyarakat terhadap lingkungan.
Dalam pidatonya, ia memulai dengan merenungkan bagaimana kegiatan manusia cenderung menyebabkan kerusakan lingkungan. Bahkan dari saat bangun hingga tidur, manusia menghasilkan limbah dan dapat merusak alam dengan kegiatan mereka.
Iwan yakin bahwa kebiasaan buruk harus diubah demi menjaga lingkungan yang lebih baik. Ini penting agar generasi berikutnya juga dapat menikmati lingkungan yang sama seperti kita sekarang ini. Mari bersama-sama memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan kita untuk masa depan yang lebih baik.
Iwan berkata bahwa menghilangkan kebiasaan buruk secara sempurna mungkin tidak memungkinkan, tetapi bagaimana kita dapat mengurangi potensi bahayanya.
Sebagai contoh, kita bisa mulai mengubah kebiasaan kita dalam menggunakan air bersih. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sering menghamburkan air secara tidak perlu. Dengan sedikit perubahan, kita dapat membantu menjaga sumber daya yang berharga ini dan meminimalkan pemborosan.
Untuk menjaga ketersediaan air bersih, masyarakat di Cirebon diminta untuk mulai menghemat penggunaannya. Menurut laporan, 50 persen dari suplai air baku di daerah tersebut sudah melebihi batas dan 50 persen lagi sudah berada dalam kondisi yang kritis. Kita semua perlu bekerja sama untuk memastikan pasokan air yang mencukupi untuk seluruh komunitas.
Menurutnya, jika kita tidak mulai mengubah perilaku kita saat ini, kekurangan air bersih akan menjadi masalah serius dalam waktu dekat. Kami diimbau untuk bertindak sekarang demi menjaga sumber daya yang ada dan memastikan ketersediaan air untuk masa depan.
“Lima tahun yang lalu, Kabupaten Cirebon memiliki 212 titik sumber air bersih. Namun saat ini, jumlahnya sudah kurang dari 100 titik. Kehadiran sumber air bersih semakin berkurang,” jelasnya.
Selain mengajak masyarakat untuk menggunakan air dengan bijak, kita juga harus memilah dan mengolah sampah. Menurutnya, produksi sampah di Kabupaten Cirebon saat ini mencapai 1.200 ton per hari. Kita semua harus bertanggung jawab untuk menjaga lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat.
Setiap hari, hanya 400 ton sampah yang dapat diolah, meninggalkan 800 ton sisanya yang masih belum teratur. Meskipun pemerintah sudah berusaha, Iwan tetap menyadari bahwa diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat untuk mengatasi masalah sampah ini. Mari kita semua bergabung dan berkontribusi dalam gerakan pengolahan sampah yang lebih baik.
Mari kita ubah perilaku kita untuk kebaikan lingkungan. Kita bisa mulai dengan gerakan sedekah tanaman, membuat setiap rumah minimal memiliki tabulampot (tanaman buah dalam pot), dan menggunakan pupuk organik dari sampah. Ini adalah gerakan sederhana yang dapat dilakukan oleh semua orang.” ujar Iwan.
Dengan harapan bahwa informasi yang saya sampaikan dapat mengubah pola pikir, saya berharap desa-desa di Kecamatan Lehmabang dapat menjadi percontohan dalam mengelola sampah.